SANGALU—Saya tertawa ketika seorang teman bercerita, kalau ia membawa kantongan plastik berisi sampah, ketika hendak keluar nongkrong atau berangkat kerja.
Kantongan sampah itu seringnya berakhir di tempat pembuangan sampah sementara di kantornya.
Saya juga sering mendengarkan curhatan teman, tentang lokasi tempatnya bermukim yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah yang memadai.
Juga jalan-jalan di lokasi pemukiman yang tidak berada di pinggir jalan besar, yang tidak dilayani armada pengangkut sampah milik pemerintah daerah.
Baca Juga: Basarnas Palu Latih 50 Orang Potensi SAR di Morowali, Andrias: Kita Berharap Ada Sinergitas
Itulah, katanya, mengapa semakin mudah melihat tumpukan sampah di lahan-lahan kosong di kota ini. Mata kita mulai akrab dengan tumpukan sampah.
Tumpukan-tumpukan sampah itu kerap berpindah, tak ada yang menetap.
Kadang hanya berlangsung seminggu, jika pemilik lahan keberatan, sang pemilik akan memasang plang bertuliskan "jangan membuang sampah di tempat ini," atau tulisan yang lebih tegas “ini bukan tempat pembuangan sampah umum” atau “dilarang buang sampah”.
Walhasil tumpukan sampah rumah tangga atau sampah domestik itu muncul di tempat lain. Biasanya tak jauh dari tempat pembuangan sampah yang telah dilarang sebelumnya.
Baca Juga: Empat Pekerja Tambang Nikel PT TPI Tewas Tertimbun Longsor di Morowali
Fenomena itu seperti alergi; satu bisul yang pecah, kempis, dan sembuh, lalu berganti tumbuh di tempat lainnya.
Menebar bau busuk dan meninggalkan bekas luka.
Bagi warga yang tak ingin ribut dengan pemilik lahan, biasanya akan bikin “keributan” sendiri di kompleks. Caranya mudah membakar sampah di pekarangan rumah, yang asapnya sering kali menyusup di ventilasi rumah tetangga.
Baca Juga: Kelompok Peternak Ayam Petelur Binaan PT KFM Mulai Panen di Simpang Raya
Artikel Terkait
Selama Dua Tahun, Data Timbulan Sampah Banggai Absen di SIPN Kementerian LHK
Luwuk Banggai Kian Bersih, Sampah yang Disetor dan Jumlah BSU Berkurang Drastis
Bayar Retribusi, Sampah di Pelabuhan Rakyat Tak Pernah Diangkut, Pemilik Kapal Akui Buang ke Laut
Kepedulian terhadap Pengelolaan Sampah Rendah, Banggai Gagal Raih Penghargaan Adipura
Kondisi Pelabuhan Rakyat Luwuk Masih Semrawut: Pemda Rajin Memungut Retribusi, Tak Peduli Dengan Sampah
Tak Ada Perhatian Pemerintah, Warga Luwuk Mulai Membuat Lokasi Pembuangan Sampah di Berbagai Ruas Jalan